Ruqyah Cirebon - Bekam merupakan terapi yang menggunakan metode pemasangan mangkuk pada tubuh. Mangkuk yang digunakan pada terapi ini juga cukup beragam, mulai dari yang berbahan kaca, silikon, bambu, bahkan tembikar (tanah liat).
Mangkuk terapi
yang dipasang pada tubuh ini berfungsi untuk menciptakan hisapan agar darah
menjadi lebih sehat dan lancar. Terapi bekam ini juga dapat membuat proses
penyembuhan pada bagian tubuh tertentu jadi lebih cepat. Sejarah bekam
ini ternyata juga cukup panjang dan telah menyebar ke seluruh dunia.
Awal dari terapi
ini dapat ditelusuri melalui kebudayaan kuno Mesir, Tiongkok dan Eropa. Pada
catatan sejarah dari buku teks kesehatan dikatakan bahwa orang Mesir kuno telah
mempraktikkan terapi bekam sejak tahun 1.550 sebelum masehi. Pada buku tersebut
digambarkan bagaimana orang Mesir melakukan bekam untuk membantu penyembuhan
sejumlah penyakit.
Sedangkan di Tiongkok sejarah bekam (hijamah) ini dikenal sebagai perawatan tanduk tentunya karena menggunakan tanduk ketika itu sebagai kop (mangkuknya). Kemudian yang terakhir untuk di Eropa pada abad ke-18 menunjukkan beberapa metode bekam dengan menggunakan lintah sebagai hewan penghisap. Bahkan saat itu sekitar 40 juta lintah diekspor ke Prancis memenuhi kebutuhan untuk melakukan bekam tersebut.
Terapi Lintah
ini dilakukan dengan cara meletakkan hewan tersebut pada area yang akan
diterapi. Lintahnya dibiarkan lapar sehingga akan lebih efektif saat mereka
menghisap darahnya nanti. Kemudian setelah kenyang lintah tersebut tak dapat
bergerak lagi sebelum akhirnya terlepas dan jatuh. Tetapi ini kemungkinan juga
masih ada sampai sekarang sebagai salah satu tradisi yang dilestarikan.
Sumber lain juga
menyebutkan bahwa bekam yang dalam bahasa Arab disebut sebagai hijama artinya
mengakar kuat. Hal Ini didasari oleh uraian Nabi Muhammad yaitu: Sesungguhnya
cara pengobatan yang paling baik ialah dengan bekam, dan kesembuhan bisa
diperoleh melalui 3 cara yaitu dengan meminum madu, menggunakan sayatan pisau
(bekam), serta dengan sundutan besi panas, dan aku melarang umatku melakukan
pengobatan menggunakan besi panas.
Dikisahkan pula
bahwa Nabi Muhammad pernah memakan daging domba yang diracun. Saat itu bahkan
beberapa orang hingga meninggal dunia karena menikmati daging tersebut.
Kemudian untuk menetralisir racun itu, Nabi Muhammad melakukan teknik bekam
menggunakan tulang tanduk dan mata pisau. Sejarah bekam dengan yang
mempraktekkan metode tersebut ialah Abu Hindun.
Terapi ini terus
berkembang hingga sekarang, bahkan teknik pengobatan bekam telah banyak
dimodifikasi hingga lebih mudah digunakan. Alat-alatnya pun semakin praktis dan
higienis berikut tenaga ahli profesional. Para peneliti dari Australia juga
Tiongkok pada 2012 lalu menemukan fakta bahwa bekam dapat dikatakan cukup
efektif jika terapi tersebut dilakukan bersamaan dengan pengobatan lain seperti
misalnya akupuntur.
Setidaknya
terdapat tiga jenis utama terapi bekam yang meliputi: Terapi bekam kering,
yaitu teknik hisapan dari mangkuk yang dipasang selama tiga menit pada kulit.
Metode ini termasuk dengan pembuatan sayatan kecil yang diikuti dengan
penyedotan sedikit darah. Sejarah bekam menunjukkan bahwa terapi ini
cukup aman dan bisa dilakukan dengan penanganan yang tepat.
Yang kedua ada
terapi bekam basah berupa teknik gabungan dari penyedotan dan pengambilan darah
untuk menghilangkan racun berbahaya dari tubuh. Dan yang terakhir ialah terapi
bekam pompa karet, jenis terbaru dari terapi tersebut menggunakan sebuah pompa
karet untuk menghasilkan daya hisap yang diperlukan.
Terapi bekam ini
baik yang kering ataupun yang basah
menggunakan bahan yang mudah terbakar. Seperti misalnya kertas dan juga
alkohol, bahan tersebut kemudian akan
dimasukkan pada mangkuk sebelum akhirnya dibakar. Kemudian saat apinya hampir
padam mangkuk atau kop nya akan langsung ditempelkan secara terbalik pada area
tubuh yang akan diterapi.
Proses
pendinginan secara alami yang terjadi pada mangkuk itu akan menghasilkan daya
hisap selama kurang lebih 10 menit pada permukaan kulit. Respon yang terlihat
adalah pelebaran pembuluh darah yang terjadi di bawah permukaan kulit. Setelah
itu area kulit yang telah diterapi tersebut akan menjadi kemerahan.
Berdasarkan
hasil penelitian terbaru metode terapi bekam ternyata juga dapat mengobati
banyak penyakit seperti jerawat, herpes, kelumpuhan pada otot wajah,
spondylosis leher rahim (serviks), kekurangan darah (Anemia), hemofilia, radang
sendi, fibromyalgia, masalah kandungan, eksim (Eksim), sakit kepala sebelah
(Migrain), tekanan darah tinggi, alergi, asma, dan varises pembuluh darah.
Bekam cukup aman
untuk dilakukan secara rutin terutama jika sesuai dengan tahapan yang benar dan
dikerjakan oleh tenaga kesehatan profesional yang telah terlatih. Namun tentu
saja ada beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti misalnya luka bakar,
memar, rasa tidak nyaman yang ringan, dan infeksi kulit. Dengan sejarah
bekam yang telah berabad-abad, tak heran jika banyak yang lebih memilih
terapi ini sebagai bentuk pengobatannya.
Karena fakta
ilmiah mengenai jenis pengobatan bekam tersebut, para ahli khususnya yang tergabung
pada Masyarakat Bekam Inggris (British Cupping Society) telah menghapus
larangan untuk menghindari bekam. Kemudian untuk yang tidak dianjurkan
melakukan terapi ini diantaranya ialah wanita hamil, wanita yang sedang datang
bulan, wanita yang menderita penyebaran penyebaran kanker (metastasis), yang
menderita kejang otot, dan yang menderita patah tulang.
Pada Olimpiade
2016 lalu terkuat tren dan sisi lain dari kehidupan para atlet. Dan yang
menjadi perbincangan paling hangat hingga menjadi sejarah bekam yang
cukup fenomenal ialah populernya metode bekam pada ajang olahraga internasional
yang saat itu berlangsung di Rio de
Janeiro, Brasil. Hal Ini berawal pada 7 Agustus 2016 ketika bekas keunguan
berbentuk bulat tampak menghiasi lekukan otot bahu perenang Michael Phelps,
unggulan dari AS.
Altet
profesional sekelas olimpiade tersebut juga menjalani terapi bekam. Dan
ternyata bukan hanya Phelps yang melakukan bekam di Olimpiade Rio 2016, ada
juga Alex Naddour atlet profesional dari senam artistik AS yang juga melakukan
terapi bekam. Sejumlah negara Barat juga terus melakukan penelitian ilmiah
terkait dengan manfaat dari terapi bekam. Perkembangan bekam yang melesat juga
membuat munculnya banyak ahli dan klinik bekam di beberapa negara seperti AS
dan Inggris.
Bekam yang
dijalani para atlet diklaim memiliki manfaat
yang cukup baik. Pada sebuah studi 2012 yang diterbitkan jurnal PLoS One
dengan mengulas 135 praktek bekam dari tahun 1992 hingga 2010 menyimpulkan
bahwa terapi tersebut berpotensi untuk menyembuhkan kelumpuhan wajah, herpes
zoster, jerawat, serta cervical spondylosis. Para ilmuwan juga sependapat bahwa
terapi ini tidak berbahaya.
Terapi bekam
juga cukup digemari karena mudah digunakan dan harganya lebih terjangkau dengan
manfaat yang juga cukup berpengaruh. Apalagi untuk sebagian orang yang banyak
menggunakan persendian dan otot dan sering merasa pegal karena peredaran darah
yang kurang lancar. Terapi ini dapat dilakukan secara rutin tentunya dengan
penanganan yang tepat.
Sekian ulasan
mengenai sejarah bekam dari tradisi kuno hingga sains modern yang
perlu anda ketahui. Semoga ulasannya bisa membantu untuk memperluas wawasan
mengenai terapi bekam ini. Dengan sejuta manfaatnya, bekam ini bisa menjadi
salah satu alternatif terapi yang bisa anda jalani.