Sejarah Pulau Bali | Foto : Ruqyah Cirebon |
Ruqyah Cirebon - Bali adalah nama sebuah provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil di sekitarnya yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Serang.
Bali letaknya di antara pulau lombok dan pulau jawa. Ibu kota provinsinya adalah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau. Mayoritas penduduk Bali menganut agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai destinasi pariwisata dengan keunikan berbagai produk seni dan budayanya, terutama bagi wisatawan Jepang dan Australia. Yuk cari tahu mengenai Sejarah Pulau Bali.
Mengenal Sejarah Pulau Bali
Sejarah Bali sebenarnya dimulai pada zaman prasejarah. Zaman dimana manusia belum mengenal tulisan, sehingga sejarah pada masa ini hanya bisa dipelajari dari berbagai peninggalan.
Abad ke-14 M
Bali ini dikuasai oleh Majapahit yang dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada pada abad ke-14 M. Memasuki era abad ke-15 hingga ke-19, Bali mengalami kemajuan dalam bidang seni, sastra, dan arsitektur. Beberapa kerajaan besar bermunculan di Bali, seperti Gelgel, Klungkung, Karangasem, Mengwi, Buleleng, dan Tabanan.
Abad Ke-16 M
Pada abad ke-16 M, Islam masuk ke Indonesia dan menyebabkan banyak kerajaan Hindu-Budha di Jawa runtuh. Banyaknya pengungsi asal Jawa yang datang ke Bali membawa pengaruh budaya Islam ke pulau ini.
Abad ke-18 Masehi
Memasuki zaman dahulu atau sekitar abad ke-8, Bali mulai mengenal budaya Hindu-Buddha yang dibawa oleh para pedagang dan pendeta dari India dan Jawa. Beberapa prasasti dari abad ke 8 Masehi menunjukkan adanya kerajaan-kerajaan kecil di Bali. Kerajaan ini berkerabat dengan kerajaan-kerajaan besar di Pulau Jawa seperti Tarumanegara, Mataram Kuno, dan Singhasari.
Nama Bali Dwipa atau Pulau Bali ini ditemukan dari beberapa prasasti, antara lain prasasti tiang Blanjong pada tahun 914 M yang ditulis oleh Sri Kesari Warmadewa dengan menyebutkan “Walidwipa”.
Masa kolonial
Memasuki masa penjajahan, Bali mulai tersentuh pengaruh Barat yang datang melalui perdagangan dan eksplorasi. Belanda mulai tertarik untuk menguasai Bali pada abad ke-17 M, namun baru berhasil pada abad ke-19 M setelah beberapa kali melancarkan perang dengan kerajaan-kerajaan di Bali. Belanda kemudian menjadikan Bali bagian dari Hindia Belanda.
Setelah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 Bali menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak saat itu, Bali terus berkembang dan menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia hingga saat ini.
Masa Berburu Dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana
Sisa-sisa kebudayaan paling awal yang diketahui dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 1960 ditemukan di Sambiran (Buleleng bagian timur), serta di tepi timur dan tenggara Danau Batur (Kintamani) alat-alat batu yang tergolong kapak tangan, kapak tumbuk, tali serut dan sebagainya.
Peralatan batu yang ditemukan di kedua kawasan tersebut kini disimpan di Museum Gedong Arca di Bedulu, Gianyar. Kehidupan masyarakat pada masa itu sangat sederhana, sepenuhnya bergantung pada alam.
Mereka hidup mengembara dari satu tempat ke tempat lain (nomaden). Daerah yang dipilihnya adalah daerah yang memiliki persediaan makanan dan air yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Kehidupan berburu dilakukan secara berkelompok kecil dan hasilnya dibagikan secara bersama-sama. Tugas berburu dilakukan oleh laki-laki, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi.
Perempuan hanya bertugas menyelesaikan pekerjaan ringan, misalnya mengumpulkan makanan dari alam sekitar. Hingga saat ini belum ada bukti apakah manusia pada masa itu mengenal bahasa sebagai alat berbicara satu sama lain. Meski bukti di Bali belum lengkap, namun bukti yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur) bisa dijadikan pedoman.
Para ahli memperkirakan alat-alat batu asal Pacitan yang tergolong kekinian dan memiliki banyak kemiripan dengan alat-alat batu dari Sembiran, merupakan hasil karya manusia. Pithecanthropus erectus atau keturunannya. Jika iya, kemungkinan besar alat-alat baru dari Sambiran itu diproduksi oleh manusia Pithecanthropus atau keturunannya.
Masa Berburu Dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Saat ini, gaya hidup yang berasal dari zaman sebelumnya masih berpengaruh. Kehidupan berburu dan meramu makanan yang terdapat di lingkungan alam terus berlanjut dibuktikan dengan bentuk alat-alat yang terbuat dari batu, tulang, dan cangkang.
Bukti kehidupan manusia pada masa Mesolitikum ditemukan pada tahun 1961 di Gua Selonding, Pecatu (Badung). Gua ini terletak di pegunungan kapur di Semenanjung Benoa. Di kawasan ini terdapat sebuah gua yang lebih besar yaitu Gua Karang Boma, namun gua ini tidak memberikan bukti adanya kehidupan yang pernah terjadi di sana.
Pada penggalian Gua Selonding ditemukan perkakas berupa perkakas batu yang dipipihkan dan diserut serta sejumlah perkakas dari tulang. Di antara alat-alat tulang tersebut terdapat beberapa lencipan muduk, yaitu alat yang panjangnya 5 cm yang kedua ujungnya diruncingkan.
Demikian penjelasan dari saya tentang mengetahui secara lengkap dan singkat Sejarah Pulau Bali seperti yang dilansir alexistogel totomacau, semoga bermanfaat, terimakasih.