Mengenal Lebih Jauh Tempat Wisata Sejarah di Sumatera Utara
Candi Bahal | Foto : Ruqyah Cirebon 

Ruqyah Cirebon - Sumatera Utara (SUMUT) adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia dan beribukota di Medan. Disumatera Utara ini terdapat banyak sekali tempat wisata bersejarah yang akan anda temui jika mengunjungi tempat ini. 

Tempat Wisata Sejarah di Sumatera Utara 


Berikut ini beberapa penjelasan mengenai peninggalan tempat Wisata Sejarah Di Sumatera Utara (SUMUT) yang banyak ditemui wisatawan: 

Candi Bahal, Biaro Bahal, atau Candi Portibi


Candi Bahal, Biaro Bahal, atau Candi Portibi merupakan kompleks candi Buddha Vajrayana yang terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang berjarak sekitar 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan atau sekitar 400 km dari Kota Medan.

Candi ini terbuat dari batu bata merah dan diperkirakan berasal sekitar abad ke-11 dan dikaitkan dengan Kerajaan Pannai, salah satu pelabuhan di pesisir Selat Malaka yang ditaklukkan dan menjadi bagian dari mandala Sriwijaya. Dengan mempunyai tiga bangunan kuno seperti Biaro Bahal I, II dan III. Saling berhubungan dan tersusun dalam satu garis lurus.

Biaro Bahal I adalah yang terbesar. Kakinya dihiasi papan disekelilingnya yang diukir figur yaksa dengan kepala binatang yang sedang menari. Rupanya para penari itu mengenakan topeng binatang seperti pada upacara Tibet. 

Di antara semua papan yang dihias terdapat ukiran singa yang sedang duduk. Pada Bahal II ditemukan arca Heruka yaitu arca Demonis yang merupakan perwujudan tokoh-tokoh dari aliran Buddha Mahayanan aliran bajrayana atau tantrayana. Heruka berdiri di dekat mayat dalam posisi menari; di tangan kanannya ada tongkat. Bahal III diukir dengan hiasan daun.

Nama candi ini diambil dari nama desa tempat bangunan ini berdiri. Selain itu, nama Portibi dalam bahasa Batak berarti 'dunia' atau 'bumi', istilah pinjaman yang berasal dari bahasa Sansekerta: Pertiwi (dewi Bumi). Candi Portibi merupakan peninggalan Kerajaan Hindu Panai yang berkuasa sekitar tahun 1039.

Benteng Jepang Batubara


Benteng Jepang Batubara terletak di Desa Perupuk Kecamatan Limapuluh. Meski hanya memiliki luas 4,8 x 2,6 meter, bangunan tua yang termakan zaman ini merupakan pertahanan pertama Jepang saat melakukan ekspansi ke wilayah Sumatera Utara. Hal ini tentu menambah nilai sejarah kehadiran penjajah di Sumatera Utara.

Masyarakat sekitar Pantai Parupuk lebih mengenal objek wisata ini dengan sebutan Lubang Jepang. Letaknya yang berada di pinggir Pantai Parupuk membuat Anda juga bisa menikmati panorama bahari Kabupaten Batubara yang berhadapan langsung dengan Selat Melaka.

Benteng Putri Hijau


Benteng Putri Hijau ini letaknya berada di Dusun XI, Kecamatan Deli Tua. Para arkeolog menyebutkan Benteng Putri Hijau dibangun dari tanah yang mengikuti topografi yang berbatasan dengan sungai dan memanfaatkan kontur tanah dengan menggunakan kearifan lokal. Di benteng ini banyak pengunjung yang mandi sambil menikmati segarnya air di bekas lokasi pemandian putri raja dari Kerajaan Aru pada abad ke-16 dan ke-17.

Istana Maimun atau Istana Deli


Istana Maimun merupakan istana Kesultanan Deli yang merupakan salah satu ikon kota Medan, Sumatera Utara, terletak di Jalan Brigjen Katamso, Desa Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun. Dengan cara dirancang oleh arsitek dari Italia dan dibangun seorang Sultan Mahmud Al Rasyid dan Sultan Deli. 

Pembangunan istana ini dimulai pada tanggal 26 Agustus 1888 dan selesai pada tanggal 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas 2.772 m2 dan 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan mempunyai 3 bagian yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri, dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana yang satu ini hadap ke utara dan disisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun yang dikenal dengan Masjid Raya Medan.

Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua, tetapi juga desain interiornya yang unik, memadukan unsur warisan budaya Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India, dan Italia. Namun sayangnya tempat wisata ini tidak lepas dari kawasan PKL.

Makam Batu Raja-Raja Batak


Makam Batu Raja-Raja merupakan makam dengan arsitektur unik berupa peti mati yang diukir atau tampak seperti monumen yang cukup besar. Terletak di Pulau Samosir, pulau yang berada di tengah perairan Danau Toba ini menjadi pusat kebudayaan Batak sejak zaman Siraja Batak yang merupakan nenek moyang suku Batak hingga saat ini. 

Padahal, makam-makam tersebut mencerminkan ciri khas budaya Batak. Di antara makam-makam yang ada di Pulau Samosir, terdapat sebuah makam yang cukup populer karena merupakan makam seorang tokoh masyarakat Batak yang pernah memerintah di sekitar Pulau Samosir, tepatnya di kawasan Tomok.

Makam tersebut merupakan Makam Raja Sidabutar yang kini telah dijadikan tempat wisata sejarah di Tano Batak oleh Dinas Pariwisata. Menurut catatan sejarah, Raja Sidabutar adalah orang pertama yang menetap di Tomok dari Gunung Pusuk Buhit yang dikenal masyarakat sebagai daerah tempat tinggal nenek moyang suku Batak.

Demikian penjelasan tentang mengenal lebih jauh tempat wisata sejarah di sumatera utara seperti yang dilansir alexistogel, semoga bermanfaat.