Zimat dan Rajah, Keduanya Sama-Sama Syirik

Zimat dan Rajah, Keduanya Sama-Sama Syirik - Salah satu budaya asli masyarakat Indonesia diantaranya adalah jimat. Benda ini kerap diyakini bisa membawa keberuntungan dan penolak bala bagi penggunanya. Bentuk bahkan pilihan bahannya juga cukup beragam, mulai dari benang, lilitan kain, kerang, tulang, kayu, batu dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan cara pemakaiannya, benda ini bisa diletakkan di satu tempat atau digantung dan dikenakan di bagian anggota tubuh, baik itu lengan, kaki maupun leher. Bahkan tidak sedikit pula yang menyatakan bahwa jimat yang ditulis di atas kertas yang kemudian dibakar dan diminum bisa memberikan perlindungan.

Rajah, demikianlah sebutan untuk kertas yang bertuliskan sekumpulan huruf atau kalimat, yang ditulis sehingga terlihat seperti suatu benda. Selain dibakar kemudian diminum atau dijadikan campuran air ketika mandi, rajah yang biasanya menggunakan tulisan Arab ini juga kerap diletakkan di tempat-tempat tertentu.

Bagi umat Islam sendiri, keberadaan zimat atau tamimah dan rajah juga bukan hal asing, bahkan telah dikenal pula, sejak zaman Rasulullah saw. Dan tahukah Ada? Bahwa benda-benda tersebut bertentangan dengan kesucian Al-Quran dan mengandung syirik dan sebaiknya segera ditinggalkan bagi Anda yang masih mengenakannya.

BACA JUGA : CARA MENGEMBALIKAN SIHIR KEPADA PEMILIKNYA

Kesyirikan pada zimat dan rajah juga sudah dibuktikan dengan berbagai dalil, baik itu dari Al-Quran maupun Hadits, diantaranya adalah yang terdapat dalam surat Az Zumar ayat 38. 
Pada ayat suci tersebut Allah berfirman dan bertanya siapakah pencipta langit dan bumi. 

Yang kemudian akan dijawab,"Bahwa Allah yang menciptakannya." Allah kembali berfiman, ”Jika begitu tahukah kamu tentang apa yang disembah selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah mereka akan mampu menghilangkan bencana itu. Atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah berhala-berhala itu bisa menghilangkan kemudharatan (bahaya) itu?”

Dari ayat yang agung tersebut, menunjukkan bahwa mendatangkan manfaat ataupun menolak bala dan bahaya termasuk kekhususan Allah. Dan tidak ada satupun sesembahan yang bisa melakukannya selain Allah. Karenanya, meminta serta mengharapkan kepada mereka selain Allah, merupakan suatu bentuk dari sifat syirik.

Seorang penulis, Fathul Majid mengungkapkan bahwa, Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah mengatakan“Ayat ini dan semisalnya merupakan dalil yang menunjukkan tidak bolehnya menggantungkan hati kepada selain Allah, baik itu ketika ingin meraih manfaat ataupun menolak bahaya. Mengantungkan hati kepada selain Allah termasuk ke dalam syirik.“ (Fathul Majid, 127-128).

Terdapat pula sabda dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani) tentang kesyirikan pada zimat dan rajah. “Siapa yang kemudian menggantungkan hidupnya, hatinya pada azimat, maka ia telah melakukan perbuatan syirik.” Naudzubillah.
Ini juga terjadi ketika Rasulullah mendapati seorang pria yang terlihat mengenakan gelang yang terbuat dari kuningan di pergelangan tangannya. Kemudian beliau mengajukan pertanyaan,”Apa ini?” Orang tersebut menjawab, “Penangkal sakit.”

Kemudian Nabipun meminta agar pria tersebut mau melepaskan gelangnya dan bersabda,“Lepaskan gelang tersebut karena hanya akan menambahkan kelemahan pada dirimu. Dan jika kamu mati kemudian masih ada gelang itu pada tubuhmu maka selamanya keberuntungan itu tidak akan pernah kamu dapatkan.”

Hadits lain mengenai kesyirikan pada zimat dan rajah juga didapat dari Rasulullah yang didengar langsung oleh Uqbah bin Amir dan bersabda,"Allah tidak akan menyelesaikan urusannya bagi mereka yang menggantungkan hati pada tamimah atau azimat dalam bentuk apapun."

Terdapat pula pada riwayat lain yang menyebutkan, “Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, maka ia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad 4: 156. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad dari hadits ini kuat. Begitu juga dengan Syaikh Al Albani yang mengatakan bahwa hadits ini shahih seperti yang tertera pada As Silsilah Ash Shohihah.

Kesyirikan pada zimat dan rajah juga terlihat di dalam tafsir Ibnu Abi Hatim (43:179), dari Hudzaifah. Di mana ia pernah melihat seseorang yang tengah sakit mengenakan benang untuk mencegah demam. Kemudian Hudzaifah memotongnya dan membacakan firman Allah swt.

“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” Ayat tersebut terdapat di dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 106.

Dari hadits tersebut terlihat jelas bahwa zimat bisa membawa seseorang ke dalam sifat syirik. Dan jika Anda atau orang di sekitar Anda tengah sakit, maka yang dilakukan bukanlah menggunakan azimat ataupun rajah karena memang sama sekali tidak bisa membuktikan keampuhannya. Meskipun mengatakan bahwa benda-benda tersebut hanyalah sebuah perantara, namun meminum obat terbukti jauh lebih bermanfaat dari pada keduanya.

Meskipun zimat dikatakan sebagai syirik ashgor (kecil) namun perbuatan ini lebih buruk dari dosa besar. Sehingga sebaiknya nda tetap waspada agar terhindar dari perbuatan tersebut. Di mana Allah pun berfirman, “Allah tidak akan mengampuni perbuatan syirik dan Dia akan  mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” Firman ini terdapat pada surat An-Nisa ayat 48.

Tidak ada gunanya menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan zimat maupun rajah. Sakit, sukses, dagangan laris dan lain sebagainya tidak akan pernah berhasil atau sembuh selain karena kehendak-NYA. Jauhkan diri dari kesyirikan pada zimat dan rajah yang bisa punah, rusak bahkan hilang. Gantungkan saja pada Allah yang Maha Kuasa.

Nabi Muhammad saw kembali bersabda dan ini tertulis.di HR. Tirmidzi, ”Barang siapa menggantung hati pada sesuatu, maka urusannya akan diserahkan padanya."
Ini mengandung arti bawa siapapun yang menggantungkan hatinya, hidupnya dan juga nasibnya pada zimat maupun rajah, maka Allah akan menyerahkan urusan tersebut pada benda-benda tadi dan Allah akan menghinakannya. Sungguh ini hal yang buruk bagi semua umat manusia.

Akan lain halnya jika Anda bergantung hanya kepada Allah, di mana segala urusan akan diselesaikan oleh Allah. Hal yang sulit menjadi mudah, kemudian yang jauh akan didekatkan. Hal ini terlihat jelas pada Surat Ath Tholaq ayat 3, “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan baginya."

Menyerahkan segala urusan dan bertawakal hanya kepada Allah merupakan jawaban terbaik. Dan hanya Allahlah saja yang akan mencukupi segala kebutuhan hamba-hamba-Nya yang bertawakal. Ini saja sudah cukup menjauhkan Anda dari segala macam bentuk kesyirikan pada zimat dan rajah yang sama sekali tidak berguna.

Semoga kita semua terhindar dari segala keburukan dunia termasuk di dalamnya adalah syirik terhadap kebiasaan mengantungkan nasib pada zimat dan rajah. Meskipun ini adalah tradisi dan budaya yang sulit untuk ditentang. Namun bagi Anda pribadi, tidak ada salahnya menghentikan kebiasaan ini untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik dan tentunya diridhoi oleh Allah SWT.

Dan semoga Allah senantiasa melindungi Anda dari kesyirikan zimat dan rajah. Ataupun kebiasaan-kebiasaan lainnya, seperti ritual-ritual keagamaan yang di luar syariah agama Islam.