Hikmah
dari Kisah Nabi Musa Yang Menderita Sakit Gigi - Salah satu penyakit yang sangat dihindari oleh
orang-orang dimasyarakt adalah sakit gigi. Banyak yang mengatakan bahwa
daripada sakit gigi, lebih baik banyak yang memilih untuk sakit hati. Sakit
gigi memang merupakan salah satu penyakit yang sangat menjengkelkan. Bukan
hanya karena sakitnya saja, akan tetapi juga dampak yang dirasakan ketika sakit
akan terasa sangat menyiksa. Tidak ada hal yang bisa dilakukan dengan nyaman
ketika seseorang sedang sakit gigi.
Bahkan,
diceritakan dalam sebuah kisah yaitu kisah Nabi Musa sakit gigi yang
sampai membuat Nabi Musa mengadu kepada Allah. Meskipun menyandang gelar
kenabian, Nabi Musa hanyalah manusia biasa layaknya umat Allah yang lain, yang
juga merasakan kodratnya seperti makhluk-makhluk Allah selainnya. Kisah
sakitnya Nabi Musa yang diderita pada gigi tersebut sangat masyhur diceritakan
di dalam sebuah kitab berjudul Kifayatul Awwam.
Dalam
kitab tersebut, dikatakan bahwa suatu ketika Nabi Musa menderita sakit gigi.
Dimana sakit yang dirasakannya begitu menyiksa, sehingga membuat keadaan Nabi
Musa serba salah dan tidak nyaman. Rasa sakit yang diderita akibat sakit gigi
tersebut membuat Nabi Musa tidak bisa melakukan ibadah dengan khusyu, tidak
bisa makan dengan enak, bahkan yang paling parah rasa sakit tersebut membuat
sekujur tubuh Nabi Musa merasakan sakitnya.
Kemudian,
pada kisah Nabi Musa sakit gigi ini diceritakan bahwa akhirnya Nabi Musa
sudah tidak kuat menahan rasa sakit tersebut. Wahasil, Nabi Musa mengadukan apa
yang dideritanya kepada Allah agar diberikan petunjuk obat yang sekiranya bisa
membuat rasa sakit pada giginya dapat sembuh. Pada saat itu, Allah berfirman
dan memerintahkan Nabi Musa untuk mengobati sakit gigi tersebut dengan sebuah
tumbuhan bernama rumput fulani. Dimana perintah Allah mengatakan bahwa Nabi
Musa harus meletakkan rumput fulani tersebut pada gigi yang sakit.
Karena
sudah merasa pasrah dan benar-benar ingin mendapatkan kesembuhan, Nabi Musa
kemudian segera mencari rumput yang dimaksud dan meletakkannya pada gigi yang
sakit. Tak lama berselang, gigi Nabi Musa yang sakit tersebut perlahan mulai
hilang atas izin dari Allah. Nabi Musa bisa melaksanakan aktifitas seperti
ibadah, makan dan yang lainnya seperti semula dengan keadaan yang sangat baik
dan nyaman.
Akan
tetapi, selang beberapa waktu tak lama dari kesembuhan Nabi Musa, kisah Nabi
Musa sakit gigi ini ternyata teruang kembali. Kemudian Nabi Musa teringat
dengan firman Allah untuk meletakkan rumput fulani dibagian gigi yang sakit
agar rasa sakit pada giginya bisa sembuh. Tanpa pikir panjang Nabi Musa kembali
mencari rumput fulani yang pernah membuat giginya yang sakit menjadu sembuh.
Dengan keyakinan penuh, Nabi Musa berharap bahwa sakit yang dideritanya bisa
seketika sembuh seperti pada sakit sebelumnya.
Namun
nyatanya sangat mencengangkan, dikuar dugaan Nabi Musa bahwa setelah meletakkan
rumput fulani yang dimaksud, sakit yang diderita Nabi Musa tak lantas sembuh.
Justru sakit yang dideritanya menjadi lebih parah daripada sakit gigi yang
pertama dialami. Bahkan Nabi Musa sampai meyakinkan bahwa rumput yang
digunakannya untuk menyembuhkan sakit pada giginya benar-benar rumput yang sama
dengan yang pernah di gunakan yaitu rumput fulani.
BACA JUGA : DOA AGAR DI HINDARKAN PENYAKIT KULIT
Pada kisah
Nabi Musa sakit gigi ini, dikatakan bahwa Nabi Musa kembali mengadu kepada
Allah. Dalam pengaduannya kali ini Nabi Musa mengatakan bahwa dirinya telah
menjalankan perintah untuk mengobati sakit gigi yang dideritanya dengan
petunjuk dari Allah yang pernah didapatkan sebelumnya, yaitu dengan rumput
fulani. Mendengar aduan dari Nabi Musa, Allah lantas menegur Nabi Musa yang
seakan lalai dengan kekuasaan Allah.
Allah
mengatakan bahwa yang mampu menyembuhkan segala penyakit di dunia ini hanyalah
Allah. Bahkan Allah lah yang mampu memberikan manfaat maupun madharat yang Ia
kehendaki kepada siapapun. Baik kepada manusia biasa maupun kepada manusia
pilihan (para Nabi). Allah mengatakan bahwa Nabi Musa telah lalai atas kekuatan
dan kekuasaanNya. Dimana pada saat sakit gigi yang pertama, Nabi Musa sangat
yakin bahwa Allahlah yang mampu menyembuhkan.
Namun,
pada kisah Nabi Musa sakit gigi yang kedua ini, Nabi Musa langsung
mempercayai bahwa yang menyembuhkan sakit giginya adalah rumput fulani. Oleh
karena itu, Allah memberikan pelajaran kepada Nabi Musa untuk membuat sakitnya
tidak sembuh dan justru bertambah parah. Pasalnya Nabi Musa melalaikan
keyakinanya kepada Allah.
Hikmah
dari kisah ini sangat jelas memberikan pelajaran kepada umat manusia bahwa
sehebat apapun manusia meracik obat, bahkan obat yang telah ditunjukkan oleh
Allah sekalipun, tidak akan mampu menyembuhkan sebuah penyakit jika tidak ada
izin dari Allah. Seperti yang telah dialami oleh Nabi Musa, bahwa yang membuat
sakit giginya sembuh bukanlah rumput fulani (obatnya), tetapi karena memang
Allah mengizinkan untuk kesembuhan Nabi Musa. Meskipun menggunakan obat yang
sama dengan khasiat yang sama, sebuah penyakit tidak akan bisa sembuh jika
Allah tidak mengizinkannya.
Dari kisah
Nabi Musa sakit gigi ini juga mengajarkan kepada manusia, bahwa manusia
kerap sekali melupakan kekuatan dan kekuasaan Allah. Apalagi dengan adanya
dokter dan tabib yang membuat manusia menaruh kepercayaan bahwa mereka adalah
sang ahli yang mampu mengobati berbagai macam penyakit. Padahal kenyataanya
mereka hanyalah perantara di dunia untuk membantu umat manusia dalam proses
penyembuhan sebuah penyakit. Dan yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit
di dunia ini hanyalah jika dikehendaki oleh Allah.
Allah lah
yang membuat segala sesuatu didunia ini, Allah juga yang dapat melenyapkan apa
yang sudah diciptakannya. Keyakinan umat umat manusia kepada Allah sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan yang dijalaninya. Disamping itu, hal tersebut
juga akan mempengaruhi tingkat keimanan manusia tersebut. Orang-orang yang
beriman akan sangat percaya dan meyakini bahwa Allah lah yang maha segalanya.
Mereka tak akan pernah pecaya dan mendewakan manusia.
Kutipan
dari kisah kisah Nabi Musa sakit gigi sangat gamblang menjelaskan bahwa
manusia sepenuhnya tak akan mampu berbuat apa-apa, jika tidak di izinkan dan
dikehendaki oleh Allah. Bahkan sekelas Nabi Musa yang notabene sudah menjadi
manusia pilihan yang menjadi keasih Allah. Semuanya tak luput dari keadilan
Allah bahwa seluruh umat manusia memiliki kodrat hidup yang sama di dunia.
Hanya
keyakinan dan keimanan yang bisa membedakan derajat manusia satu dengan yang
lainnya. Semakin yakin dan percaya seseorang kepada Allah sebagai Tuhannya,
maka Allah juga akan selalu menyayangi dan mengasihi umatnya tersebut. Namun,
jika manusia melalaikan Allah, bahkan satu detikpun, maka murka Allah sangatlah
pedih.
Itulah kisah Nabi Musa sakit gigi yang bisa diambil beberapa hikmah dan pelajaran. Yang mana hal tersebut bisa membuat manusia semakin beriman dan yakin bahwa apapun yang ada di dunia ini tidak akan pernah terjadi dan tidak akan pernah ada jika tidak dikehendaki oleh Allah, Tuhan Penguasa Jagad. Dan sebagai umat muslim harus semaki yakin dan mengimani hal tersebut.