Hukum Mengambil Upah Hasil Ruqyah Bolehkah - Sebagian besar dari Anda pastinya tidak asing lagi dengan salah satu
pengobatan ini. Tentu saja hal ini sudah umum bagi kalangan umat muslim
khususnya.
Pengobatan
ini biasanya dilakukan oleh para peruqyah yang handal. Khususnya para ustadz
yang memang memiliki ilmu agama yang sudah mumpuni. Dan hal ini tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang.
Karena
tentu para peruqyah sudah dibekali dengan ilmu dan juga kemampuan khusus dari
gurunya. Biasanya modal yang didapatkan oleh para calon peruqyah dari gurunya
adalah bacaan-bacaan Al-Qur'an.
Karena
bacaan ayat Al-Qur'an lah yang menjadi senjata utama untuk melawan segala hal
negatif dari jin dan mahluk halus. Dan Al-Qur'an juga memang sudah ditakdirkan
sebagai obat hati oleh Allah dalam firman-Nya.
Tentu saja
hal semacam ini adalah hal yang biasa mungkin bagi orang-orang. Namun
sebenarnya untuk menjadi seorang peruqyah diperlukan pendidikan khusus untuk
mempelajari ilmu tersebut.
Namun Anda
jangan sampai terkecoh dengan peruqyah yang berkedok dukun. Karena sekarang ini
banyak sekali praktek ruqyah perdukunan berkedok ruqyah, maka dari itu
Anda harus sangat berhati-hati.
Oleh
karena itu Anda harus sangat extra hati-hati dalam melakukan praktek ini. Jika
Anda melakukannya dengan tidak hati-hati, maka bukannya jin yang keluar, namun
sebaliknya yaitu lebih banyak lagi jin yang masuk ke dalam tubuh.
Anda yang
pernah atau mau melakukan praktek ini haruslah menganalisa terlebih dahulu
orang yang akan mempraktikan praktek ini. Anda harus tahu bagaimana pengalaman
dari pasien-pasien sebelumnya.
Karena
jika pasien sebelumnya juga tidak sembuh setelah diobati, maka bisa jadi itu
adalah hanya praktek perdukunan. Karena tidak semua orang yang terlihat bisa
mengobati penyakit spiritual itu adalah benar-benar mempraktikan sesuai sunnah.
Karena
praktek ruqyah perdukunan ini benar-benar bisa menyesatkan Anda dari
Allah dan juga Rasulnya. Jika Anda tetap melakukannya, maka Anda masuk kedalam
golongan orang-orang musyrik.
Mengapa
masuk kedalam golongan orang musyrik ? Karena secara langsung Anda telah
menggantungkan harapan dan juga kesehatan Anda kepada selain Allah, maka dari
itu jangan sekali-sekali melakukan praktek yang menentang ajaran agama ini.
Agama ini
telah mengajarkan kepada umatnya untuk berserah diri kepada Allah saja. Tidak
akan kekuatan yang lebih kuat dibanding kekuatan dan kuasa Allah saja. Anda
sebagai orang beriman harus mempercayai hal ini.
Jika Anda
mengingkarinya, maka Allah akan memberikan hidayah kepada Anda. Dan jika selama
di dunia Anda telah melakukan hal-hal yang berbau perdukunan dan tidak
mendapatkan hidayah, maka berhati-hatilah.
Karena
sesungguhnya Anda telah diberikan `istiradj oleh Allah. Istradj disini
mempunyai arti diberikan kenikmatan di dunia namun jangan harap mencium bau
syurga di akhirat nanti. Jadi bisa dipastikan, Anda termasuk golongan penghuni
neraka.
Oleh
karena itu, bagaimanapun juga semua Agama di dunia ini telah memerintahkan
kepada umatnya untuk mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa. Begitupun dengan
Islam yang memerintahkan umatnya untuk mengakui adanya Allah Yang Esa.
BACA JUGA : APAKAH BEROBAT BISA MENGHILANGKAN TAWAKAL
Nah
berikut adalah 5 ciri-ciri yang menunjukan bahwa praktek ruqyah yang Anda
lakukan adalah praktek perdukunan. Ciri-cirinya bisa dilihat oleh Anda sebagai
berikut :
- Anda diajarkan untuk selalu meminta identitas pribadi pasiennya Nah hal ini pasti diajarkan oleh guru Anda, karena praktek ruqyah berkedok perdukunan ini pasti memerlukan yang namanya ini.
- Anda diajarkan untuk meminta hari lahir pasangan pasiennya Biasanya peruqyah yang meminta hal ini kepada pasiennya, maka bisa dipastikan peruqyah tersebut merupakan dukun yang berkedok ruqyah.
- Anda diajarkan mantra-mantra khusus selain Qur'an Mantra-mantra ini pastinya sudah biasa dipraktekan oleh para ahli dukun atau ilmu hitam. Jika peruqyah membacakan hal-hal seperti ini, maka bisa dipastikan bahwa peruqyah ini adalah dukun
- Anda diajarkan untuk meletakkan sesajen Sesajen ini sangat diperlukan dalam praktek perdukunan
- Anda akan diberikan jimat khusus Jimat ini sangat diperlukan terlebih lagi untuk para dukun
Lalu
bagaimana hukum mengambil upah hasil ruqyah ? Dalam berbagai hadits
Rasulullah, terdapat satu hukum yang pasti yaitu mubah atau boleh. Karena hal
itu pernah disebutkan dalam suatu kitab yaitu kitab bughayatul mustarsyhidin.
Bunyinya
adalah sebagai berikut :
Boleh
mengambil upah dari hasil pengobatan yang menggunakan Qur’an dan obat yang
dianjurkan dalam syariat.
Lalu apa
saja jenis pengobatan yang upahnya boleh diambil ?
1. Ruqyah
Untuk ruqyah ini pasti sudah
jelas. Bahwa seperti yang sudah dijelaskan tadi yaitu hukum mengambil upah
hasil ruqyah ini diperbolehkan. Karena dalam beberapa tulisan-tulisan dari
ulama-ulama besar bahwa untuk mengambil upah
Lalu kitab apa saja yang
memuat atau mengatur hal-hal ini ? Berikut adalah daftarnya :
- Kitab Tuhfatul Muhtaj
- Kitab Bughayatul Mustarsyidin
- Hadits
Bukhari dan Muslim
2. Pengobatan
yang menggunakan anjuran syariah
Apakah ini ? Banyak sekali
jenisnya mulai dari yang menjual obat-obatan herbal, peruqyah, ustadz, dan
masih banyak lagi. Namun perlu diingat bahwa hal ini tidak boleh dilakukan oleh
dukun berkedok ahli agama.
Semua hal
diatas tadi diperbolehkan dalam agama. Karena hal-hal tersebut memang
diperbolehkan oleh para sahabat dan juga hadits-hadits shahih. Oleh karena itu,
Anda bisa menggunakan kesempatan ini.
Akan
tetapi jangan pernah memanfaatkan kesempatan ini untuk memeras orang lain.
Karena Allah dan Rasulullah tidak menginginkan umat dan hambanya memeras dan
memanfaatkan orang lain.
Anda bisa mendapatkan
upah dari sini, namun lebih baik Anda tidak menarifkan seberapa besar upah yang
harus dibayarkan pasiennya. Karena jika Anda bekerja ikhlas demi Allah, maka
rezeki yang diberikan oleh Allah akan lebih besar.
Oleh
karena itu walaupun hukum mengambil hasil ruqyah diperbolehkan, akan
tetapi Anda jangan sampai memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertidak
sewenang-wenang terhadap pasien Anda.
Karena
pasien Anda juga tidak semuanya mampu untuk membayar, ada saja pasien yang
berasal dari kalangan yang kurang mampu, bahkan mungkin untuk makan saja pasien
tersebut harus menghutang.
Oleh
karena itu akan lebih baik jika Anda tidak menarifkan jasa pengobatan yang Anda
lakukan. Sebab ikhlas karena Allah lebih besar ganjarannya dibanding hanya
mengejar kenikmatan duniawi saja.
Anggap
saja ilmu yang Anda punya ini untuk menabung pahala di akhirat nanti. Karena
sesungguhnya manusia hidup tidak hanya untuk kepentingan duniawi saja, namun
Anda juga harus mempersiapkan kehidupan di akhirat.
Jika Anda
hanya bekerja untuk dunia saja, maka sesungguhnya Anda akan benar-benar merugi
di akhirat nanti. Maka dari itu lebih
baik Anda juga mempersiapkan bekal untuk akhirat juga.
Jika kedua
hal tersebut dilakukan maka Anda akan untung, bukan hanya di dunia saja, namun
juga diakhirat kelak.
Nah
mungkin itulah sedikit ulasan tentang hukum mengambil upah hasil ruqyah semoga
bermanfaat dan dapat memperluas wawasan Anda.